THE WILL
Tak ada bentuk aktivitas mental yang perwujudannya begitu universal yang menyamai apa yang kita sebut Kehendak. Dan demikian pula tak ada yang secara umum disalahpahami dan sangat sedikit dipahami sebagaimana Kehendak. Ketika kita mulai mempertimbangkan sifat Kehendak, kita mendapati diri kita berhadapan dengan sejumlah definisi, teori, dan kepercayaan. Bahkan, hampir boleh dibilang, bagi setiap individu kata “Kehendak” memiliki makna yang berbeda, atau corak makna yang berbeda. Tanyakan kepada diri Anda apa yang Anda maksud saat mengatakan “Kehendak”; kemudian tanyakan kepada beberapa teman dan rekan Anda, dan lihat seberapa beragam jawaban dan definisi yang mereka kemukakan. Meski kita tak akan berusaha menghindari pemilihan filosofis yang amat tipis, dalam seri buku Psikologi Baru (New Psychology) ini, bagaimanapun dari waktu ke waktu kami mendapati bahwa kami dan para pembaca harus mencapai semacam pemahaman yang gamblang perihal makna istilah-istilah tertentu; dan untuk melakukannya kita harus menganalisis ketentuan-ketentuan tersebut dan mempertimbangkan pandangan para pakar terbaik. Dan rangkaian analisis ini sangat diperlukan terutama saat kita menelaah istilah yang sedang kita bahas-Kehendak. Apa itu Kehendak?
THOUGHT CULTURE OR PRACTICAL MENTAL TRAINING
Pikiran adalah operasi intelek. Intelek adalah: “kemampuan jiwa atau pikiran manusia yang dengannya dia menerima atau memahami ide-ide yang dikomunikasikan kepadanya oleh indra atau persepsi, atau melalui cara lain, yang dibedakan dari kekuatan untuk merasakan dan berkehendak, kekuatan atau kemampuan melihat objek dalam jalinan mereka; kekuatan untuk menilai dan memahami; juga kapasitas untuk bentuk pengetahuan yang lebih tinggi yang dibedakan dari kekuatan memahami dan berimajinasi.”
TINGKATKAN POTENSIMU, HANCURKAN BATASANMU
Buku ini adalah panduan bagi Anda untuk melewati batas-batas kemampuan diri sendiri dengan potensi yang Anda miliki. Tujuannya untuk mendekatkan keberhasilan yang sebelumnya terasa mustahil, tetapi ternyata Anda mampu meraihnya. Bagaimana cara menghadapi tantangan? Bagaimana rintangan itu bisa membentuk diri kita saat ini? Pertanyaan semacam itu dijawab lengkap.
TUBUHKU
“Aku memandang atasan merah muda berenda dan bra berbantalan yang membuat payudaraku membusung. Ibu selalu mengatakan kepadaku untuk bersenang-senang dengan penampilanku, dan pakaian yang kukenakan ini memberiku validasi melalui perhatian yang kudapat dari laki-laki dewasa di luar sana maupun teman-temanku di sekolah. Tiba-tiba, aku merasa sangat malu dengan hal yang selama ini menjadi sumber kebanggaanku.”
“My Body” merupakan eksplorasi pribadi yang mendalam tentang feminisme, seksualitas, dan kekuasaan, perlakuan laki-laki terhadap perempuan dan rasionalisasi perempuan untuk menerima perlakuan itu. Esai-esai oleh Emily Ratajkowski ini mencatat momen-momen dari kehidupannya saat menyelidiki fetishisasi budaya perempuan dan kecantikan wanita, obsesi dan penghinaannya terhadap seksualitas perempuan, dinamika buruk industri mode dan film, dan area abu-abu antara persetujuan dan pelecehan.
WARNA DI ATAS KERTAS
Buku “Warna di Atas Kertas” karya Fitria NA memuat tulisan-tulisan tulus atas berbagai perasaan dan pengalaman yang ia alami. Nasihat-nasihatnya dalam buku ini diharapkan mampu membantu orang dengan kesulitan yang sama dengan yang pernah ia alami. Selain kata-katanya yang menghibur, ia juga memberikan semangat pada pembaca melalui gambar-gambarnya yang sederhana namun penuh dengan kehangatan.
“Kita gak akan selalu bisa
memuaskan semua perasaan orang,
Karena sebaik apapun kita berusaha.
Celah orang lain untuk merasa tidak cukup
dengan apa yang kita lakukan akan selalu ada.”
What I Know Now (And Wish I Knew Then)
What I Know Now (And Wish I Knew Then) merupakan buku terbaru karya Sulung Landung. Setelah 25 tahun bergulat di balik gemerlap panggunng hiburan, kini Sulung menuliskan tentang cahaya lain yang ia temukan dari dalam dirinya sendiri.
Melalui narasi yang lebih personal, Sulung merefleksikan perjalanan hidupnya yang dipenuhi pengalaman manis dan pahit, dalam dan sederhana.
Dengan penuh ketulusan, ia mengajak pembaca untuk berhenti sejenak, menengok ke dalam diri, dan mulai merawat luka. Setiap pelajaran dilengkapi dengan latihan reflektif yang dapat dicoba sendiri: untuk menyusun ulang harapan, mengenali diri hari ini, dan memahami proses menjadi.
Buku ini hadir sebagai teman bagi siapa pun yang tengah menapaki perjalanan kembali ke diri sendiri. Sebuah pengingat bahwa tidak apa-apa merasa lelah, menangis, mencoba ulang, dan perlahan tumbuh menjadi versi diri yang lebih baik