APAKAH SEORANG PENDOSA TAK BOLEH LAGI BERKARYA?
Diriwayatkan, suatu kali Kyai Agus Salim bergabung dalam sebuah konferensi. Konferensi itu dihadiri oleh delegasi Indonesia maupun asing, entah dari Belanda saja atau juga dari negara-negara Eropa lainnya.
Yang jelas, pada sesi istirahat makan siang, semua anggota delegasi makan bersama. Sajian dihidangkan, piring dan sendok-garpu disiapkan. Giliran Kyai Agus Salim mulai makan, beliau menyingkirkan sendok-garpu dari hadapannya, lalu makan menggunakan tangannya. Itulah lazimnya cara makan orang Nusantara.
Seketika, para peserta konferensi yang berasal dari negara Eropa membelalakkan mata, lalu mengejek cara makan Agus Salim sebagai cara yang menjijikkan.
Tak dinyana, Kyai Agus Salim menjawab dengan gagahnya, “Tanganku ini cuma kupakai untuk menyuapi mulutku sendiri. Adapun sendok-garpu yang kalian pakai itu digunakan untuk menyuapi ratusan mulut. Jadi, mana yang lebih menjijikkan?”
Bakat Menggonggong
Kumpulan cerpen Bakat Menggonggong karya Dea Anugrah adalah eksplorasi tajam dan jenaka tentang absurditas kehidupan, ironi sosial, dan kegagalan manusia. Lewat lima belas cerita pendek yang dikemas dengan humor dan bahasa yang santai, Dea menghadirkan tokoh-tokoh yang tidak biasa, sering kali terjebak dalam situasi konyol, tetapi penuh makna.
BANYAK JALAN MENUJU PRAHA
Buku ini memuat kisah perjalanan mengelanai berbagai belahan dunia antara lain Singapura, Laos, Tiongkok, Uni Emirat Arab, Kazakhstan, Turki, Jerman, Austria, Prancis, Ceko, Slovakia, Hongaria, Polandia, Inggris, dan Skotlandia. Anton Kurnia tidak hanya memuat kisah bepergian ke satu tempat yang eksotis, tetapi bagaimana ia bisa tergetar oleh pemandangan, peristiwa, pengalaman, dan hal-hal unik yang menyentuhnya secara personal.
“Kita mengalami berbagai hal—senang ataupun susah. Sebenarnya tak ada yang sia-sia. Kenangan menyenangkan menjadi harta karun bagi jiwa, sedangkan pengalaman buruk menjadi pelajaran hidup.”
BOXSET AFFAIR
Buku Affair diterbitkan pertama kali tahun 2004, dan disusul buku Kentut Kosmopolitan pada 2008, keduanya menghimpun kolom-kolom yang saya tulis
ENAKNYA BERDEBAT DENGAN ORANG GOBLOK
Lima puluh tujuh esai yang dikumpulkan dalam ‘Enaknya Berdebat dengan Orang Goblok’, selain memaparkan kedekatan Puthut EA dengan pembacanya, juga menunjukkan usaha seorang penulis untuk tidak pernah berhenti berproses dan bersetia dengan teks. Selamat Membaca!
HIDUP BEGITU INDAH DAN HANYA ITU YANG KITA PUNYA
Hidup Begitu Indah dan Hanya Itu yang Kita Punya merupakan buku kumpulan tulisan nonfiksi pertama Dea Anugrah. Buku ini pertama kali terbit pada 2019 dan diterbitkan ulang oleh Shira Media pada 2021 bersamaan dengan buku kumpulan tulisan nonfiksi terbarunya, Kenapa Kita Tidak Berdansa?. Esai-esainya ditulis dalam rentang 2016-2018 dan membicarakan tentang banyak perkara, mulai dari perang sampai industri pisang, dari kesedihan kolektif sebuah bangsa hingga seni membikin senang bagian-bagian tubuh tertentu.
KENAPA KITA TIDAK BERDANSA?
Kenapa Kita Tidak Berdansa? merupakan buku kumpulan tulisan nonfiksi terbaru Dea Anugrah. Esai-esainya ditulis dalam rentang 2012-2021. Buku ini juga bisa disebut sebagai “sekuel” dari buku kumpulan tulisan nonfiksi pertamanya, Hidup Begitu Indah dan Hanya Itu yang Kita Punya. Berbeda dari buku kumpulan tulisan nonfiksi pertamanya, buku ini memuat lebih banyak esai personal. Dea Anugrah membicarakan sejarah, politik, kota, dan lain-lain sebagai perkara-perkara menarik yang dekat dan sehari-hari. Ia seperti teman lama yang kita undang ke rumah malam-malam untuk bercerita. Kisah-kisahnya memikat dan kita ingin terus mendengarkan sampai terang, baik di luar rumah maupun di dalam diri kita.