Napasnya tersengal ketika mencoba mengeluarkan suara untuk meminta bantuan. Nahasnya, ia tersedak darah dari organ dalam yang pecah. Ia tidak sempat memikirkan bagian organ yang mana. Matanya memanas akibat rasa ngilu di sekujur kakinya. Tulang-tulang bagian bawah tubuhnya terasa remuk oleh himpitan mesin mobil yang menabrak permukaan aspal. Ia mengerang, tak seorang pun mendengarnya. Ia sendirian dalam penderitaannya.
RARE
“Aku udah mati, ya?”
Lugunya Renata bertanya, yang tentu saja dijawab oleh kekehan geli pria itu. “Hopefully not. Your death might cause major problem. For me.”
Spontan, Renata ikut menarik seutas senyum di bibirnya yang nyeri karena sobekan fatal. Kecil, tetapi cukup terlihat. Renata lega, ingatan itulah yang menjadi penutup hidupnya alih-alih sebuah fakta bahwa ia meledak bersama rongsokan bekas kecelakaan jalanan beraspal.